5 Situs untuk Membuat Portofolio Desain Grafis Secara Online
fikalmyid.com - Halo teman desainer bertemu lagi dengan saya admin dari situs tips desain grafis dan blogging, di kesempatan kali ini saya akan share 5 Situs untuk Membuat Portofolio Desain Grafis Secara Online.
Portofolio adalah kumpulan karya yang menunjukkan keterampilan dan gaya desain grafis kamu. Di industri kreatif yang kompetitif, portofolio berperan penting sebagai “etalase” kemampuan baik untuk melamar pekerjaan maupun menarik klien baru.
Berbeda dengan portofolio fisik, platform portofolio online memberikan kemudahan dan jangkauan lebih luas. Kamu bisa membagikan link portofolio ke siapa saja, kapan saja, tanpa batasan geografis. Bahkan, portofolio online menawarkan eksposur lebih tinggi dengan biaya lebih murah dibanding portofolio tradisional.
Kenapa memilih platform online? Selain mudah di-update, situs untuk portofolio memudahkan karya kamu ditemukan oleh komunitas global. Calon klien atau perekrut dapat melihat karya kamu secara real-time dan memberikan feedback langsung.
Oke langsung saja, lalu apa saja Situs untuk Membuat Portofolio Desain Grafis Secara Online? simak artikel ini sampai akhir dan tolong jangan malas untuk membaca agar tidak gagal paham.
1. Behance – Komunitas Desain Grafis Terbesar
Sebagai platform besutan Adobe, Behance dikenal sebagai salah satu website portofolio online paling populer dan besar. Behance memiliki komunitas masif dengan lebih dari 50 juta anggota di seluruh dunia. Di sini, desainer grafis, ilustrator, fotografer, hingga animator dapat mengunggah proyek-proyek kreatif mereka dalam bentuk Project (kumpulan gambar, video, dan teks deskriptif). Setiap Project memiliki URL tersendiri sehingga mudah dibagikan.
Fitur utama: Behance berperan layaknya media sosial khusus kreator. Kamu bisa follow desainer lain, memberikan appreciation (like), dan komentar pada karya mereka. Karya yang kamu unggah pun dapat dilihat dan diapresiasi oleh kreator lain, memberi peluang untuk meningkatkan networking. Menariknya, platform ini terintegrasi dengan Adobe Portfolio dan Adobe Creative Cloud, sehingga pengguna Adobe bisa menyinkronkan update karya secara otomatis.
Kelebihan: Behance sepenuhnya gratis untuk digunakan – cukup buat akun Adobe ID dan kamu bisa mulai memamerkan karyamu. Dengan komunitas yang sangat besar, karya-karyamu berpotensi dilihat oleh banyak orang, termasuk rekruter atau klien dari perusahaan besar. Banyak desainer mendapatkan proyek freelance atau tawaran kerja lewat Behance. Platform ini juga mendukung berbagai format media dan kategori desain, sehingga ideal untuk menampilkan portofolio beragam (grafis, UI/UX, motion, dll).
Kekurangan: Karena sifatnya komunitas umum, tampilan portofolio di Behance kurang fleksibel untuk personal branding — semua profil memiliki layout serupa sesuai template Behance. Untuk kamu yang ingin tampilan website portofolio benar-benar unik dengan domain sendiri, Behance mungkin terasa terbatas. Selain itu, persaingan di Behance cukup tinggi mengingat jutaan proyek diunggah; kamu perlu konsisten dan kreatif agar portofoliomu menonjol. Meskipun komunitasnya suportif, fitur kustomisasi desain profil tidak sebanyak jika kamu membuat situs sendiri.
Harga: Behance dapat digunakan gratis 100% tanpa opsi berlangganan wajib. (Ada Behance Pro seharga $9,99/bulan dengan fitur tambahan, namun untuk keperluan portofolio dasar, akun gratis sudah memadai.) Intinya, kamu bisa memanfaatkan semua fitur utama Behance tanpa biaya. Hal ini menjadikan Behance pilihan favorit para desainer pemula maupun profesional yang ingin pamer karya secara luas tanpa keluar biaya.
2. Dribbble – Showcase Singkat untuk Desainer UI/Ilustrator
Dribbble adalah platform portofolio dan jejaring sosial yang populer di kalangan desainer grafis digital. Berbeda dari Behance yang menampilkan proyek lengkap, Dribbble berfokus pada “shots” – cuplikan gambar kecil (hingga 800x600px) dari karya atau proyek yang sedang dikerjakan. Platform ini sangat terkenal di komunitas desain web, UI/UX, ilustrasi, dan animasi 3D. Dengan tampilan grid sederhana, Dribbble berfungsi sebagai tempat mencari inspirasi visual dan memamerkan ide secara singkat.
Fitur utama: Dribbble memungkinkan kamu mengunggah karya yang bahkan masih dalam proses (“work in progress”), sehingga kamu bisa mendapatkan umpan balik sebelum proyek selesai. Komunitas Dribbble dikenal aktif memberikan feedback dan komentar pada setiap unggahan. Selain itu, Dribbble menyediakan fitur tagar dan pencarian yang memudahkan karyamu ditemukan berdasarkan kategori (misal: #illustration, #UI, dll). Ada juga job board dan pencarian talent dimana perusahaan besar kerap mencari desainer melalui Dribbble.
Kelebihan: Dribbble memiliki komunitas desainer dan ilustrator yang sangat aktif. Setiap kali kamu posting shot, kamu berpeluang mendapat like, komentar, atau bahkan dibagikan ulang, sehingga exposure karya meningkat. Banyak perusahaan desain, agensi, hingga startup tech menggunakan Dribbble untuk scouting talent, jadi portofolio Dribbble yang konsisten bisa menarik peluang karier. Dribbble juga membantu melatih konsistensi karena ada batasan ukuran dan format — kamu terdorong menampilkan highlight terbaik dari karyamu. Untuk kolaborasi tim, Dribbble menyediakan akun tim dan Pro yang mendukung itu.
Kekurangan: Platform ini kurang cocok untuk menampilkan proyek secara mendalam. Jika kamu ingin memajang studi kasus lengkap dengan banyak gambar dan penjelasan, Behance atau situs pribadi lebih pas. Dribbble lebih optimal untuk visual ringkas. Selain itu, Dribbble menerapkan moderasi konten ketat karya yang diunggah harus memenuhi standar komunitas dan jenis konten tertentu mungkin ditolak. Bagi programmer atau bidang non-desain grafis, Dribbble jelas bukan tempatnya (hanya fokus desain visual). Satu hal lagi, akun gratis Dribbble memiliki limit unggah 10 shot per bulan, jadi ada batas seberapa sering kamu bisa posting karya baru kecuali upgrade ke Pro.
Harga: Dribbble dapat digunakan gratis dengan batas 10 posting per bulan. Untuk desainer serius, tersedia Dribbble Pro seharga sekitar $8 per bulan yang membuka fitur unggah tanpa batas, statistik detail, profil pekerjaan, hingga membuat tim untuk agensi. Pro juga menghilangkan batasan dan memberi prioritas visibilitas. Meskipun berbayar untuk fitur penuh, versi gratisnya sudah cukup sebagai etalase singkat karya kamu, terutama bagi pemula.
3. Adobe Portfolio – Situs Portofolio Kustom Terintegrasi Creative Cloud
Adobe Portfolio adalah platform pembuatan situs portofolio online yang disediakan oleh Adobe, ditujukan bagi kreator yang ingin tampilan website portofolio sendiri tanpa harus coding. Layanan ini terintegrasi erat dengan Behance – bahkan bisa disebut sebagai “versi website pribadi” dari profil Behance kamu. Dengan Adobe Portfolio, kamu bisa membuat situs portofolio dengan domain sendiri dan desain yang bisa disesuaikan, sambil tetap menyinkronkan proyek-proyekmu dari Behance secara otomatis.
Fitur utama: Adobe Portfolio menawarkan pilihan untuk membuat situs satu halaman (menampilkan semua karya dalam satu halaman scroll) atau situs multi-halaman dengan berbagai proyek terpisah. Tersedia berbagai tema responsif yang elegan yang bisa kamu kustomisasi tanpa perlu menyentuh kode HTML/CSS. Platform ini juga memungkinkan penggunaan nama domain kustom (misal: namakamu.com) dan memberikan akses penuh ke Adobe Fonts (Typekit) untuk tipografi unik. Integrasi dengan Behance memudahkan – cukup unggah/ubah proyek di Behance, situs Adobe Portfolio-mu bisa otomatis terupdate. Tentu, semua desain yang dibuat dijamin mobile-friendly karena templatenya responsif untuk desktop maupun perangkat mobile.
Kelebihan: Bagi pengguna Adobe Creative Cloud, Adobe Portfolio bisa diakses gratis (sudah termasuk dalam langganan). Ini nilai lebih besar jika kamu memang sudah berlangganan Photoshop, Illustrator, dll. Kelebihan lainnya adalah kemudahan dan kecepatan – hanya dalam hitungan jam, kamu bisa punya website portofolio profesional dengan domain kamu sendiri. Kustomisasi tampilannya cukup fleksibel (pilih layout, ganti warna, font, susunan galeri) tanpa perlu coding sedikitpun. Hasilnya, portofolio online kamu tampak bersih, tanpa iklan atau branding platform, sehingga terkesan lebih profesional di mata klien. Integrasi Behance juga mempermudah mengelola karya di dua platform sekaligus. Intinya, Adobe Portfolio sangat cocok untuk desainer yang ingin kontrol penuh tampilan portofolio namun tetap simple dibuat.
Kekurangan: Berbeda dengan Behance atau Dribbble, Adobe Portfolio tidak memiliki komunitas internal atau fitur media sosial. Artinya, situs portofolio yang kamu buat tidak otomatis mendatangkan traffic kecuali kamu sendiri yang mempromosikannya. Platform ini murni sebagai alat pembuat website; eksposur karya tergantung upaya share dan SEO pribadi, bukan dari browsing user di platform (meski kamu bisa tetap mengandalkan Behance untuk traffic komunitas). Selain itu, jika kamu bukan pengguna Adobe CC, kamu perlu berlangganan terpisah. Biayanya $9,99 per bulan untuk paket Portfolio saja (hingga 5 situs portofolio). Bagi sebagian orang, ini mungkin terasa mahal jika dibanding opsi gratis lain. Pilihan template yang tersedia di Adobe Portfolio juga agak terbatas jumlahnya dibanding builder seperti Wix; meski desainnya elegan, kurang variasi untuk kustomisasi ekstrem.
Harga: Gratis bagi pelanggan Adobe Creative Cloud. Jika kamu sudah berlangganan paket Adobe (misal Photography plan atau All Apps), Adobe Portfolio termasuk di dalamnya tanpa biaya tambahan. Untuk non-subscriber, opsi berlangganan standalone tersedia seharga $9,99/bulan (menerbitkan hingga 5 portofolio situs). Sebagai perbandingan, paket All Apps Adobe (Photoshop dkk + Portfolio) harganya $52,99/bulan. Jadi, Adobe Portfolio ideal bila kamu telah memakai ekosistem Adobe; kalau belum, perlu pertimbangkan biaya vs manfaatnya.
4. Wix – Website Builder Fleksibel untuk Portofolio Unik
Wix adalah platform website builder drag-and-drop populer yang memungkinkan siapa saja membuat situs web dengan mudah tanpa perlu coding. Untuk portofolio desain grafis, Wix menyediakan ratusan template siap pakai yang dapat dikustomisasi sesuai selera – termasuk banyak template khusus portfolio kreatif. Dengan Wix, kamu bisa membangun portofolio online yang benar-benar sesuai branding pribadimu, menambahkan halaman tambahan (seperti blog atau kontak), dan mengatur tata letak sesuka hati.
Fitur utama: Wix menawarkan 500+ template desain dalam berbagai kategori (termasuk kategori Portfolio untuk desainer). Editor Wix bersifat drag-and-drop – kamu bisa menempatkan elemen apa pun (foto, teks, slideshow, video) di mana saja pada halaman dengan mudah. Selain itu, Wix memiliki Wix App Market dengan berbagai widget/plug-in (misal: galeri slideshow khusus, form kontak, integrasi Instagram, dll) untuk memperkaya situsmu. Fitur pendukung lainnya meliputi Wix Logo Maker, blogging tools, hingga SEO tools untuk optimasi di mesin pencari. Semua situs yang dibuat di Wix otomatis mobile-friendly dan kamu bisa melakukan penyesuaian tampilan versi mobile secara terpisah bila perlu. Singkatnya, Wix memberi toolkit lengkap untuk membuat website portofolio yang tak hanya menampilkan karya, tapi juga berfungsi penuh sebagai situs profesional.
Kelebihan: Fleksibilitas adalah keunggulan utama Wix. Kamu mendapatkan kendali penuh desain – mulai dari tata letak galeri portofolio, skema warna, tipografi, hingga navigasi menu, semuanya bisa diubah sesuai keinginan tanpa perlu kode. Bagi desainer grafis, ini kesempatan mengekspresikan personal brand dan kreativitas pada situs portofolio sendiri. Selain itu, pilihan template yang sangat banyak (lebih dari 800 template per 2023) memastikan tampilan awal portofoliomu bisa sangat menarik dan unik. Wix juga SEO-friendly dan menyediakan panduan optimasi, sehingga portofoliomu berpeluang muncul di pencarian Google jika diatur dengan baik. Ada paket gratis yang bisa kamu gunakan untuk mencoba atau proyek portofolio sederhana. Dalam hal popularitas, Wix digunakan oleh ratusan juta pengguna di seluruh dunia dan bahkan dipercaya oleh brand besar, jadi kualitas performanya teruji.
Kekurangan: Meskipun bisa digunakan gratis, Wix Free Plan memiliki batasan. Situs gratis akan memakai subdomain Wix (misal: username.wixsite.com/portfolio) dan menampilkan iklan Wix di pojok atas/bawah situs. Kesan profesional tentu kurang jika menggunakan versi gratis ini untuk jangka panjang. Selain itu, storage dan bandwidth terbatas di akun gratis (hanya 500 MB storage), sehingga jika portofoliomu banyak gambar high-res, akan cepat penuh. Untuk menghilangkan iklan dan memakai domain sendiri, kamu perlu upgrade ke paket premium. Dari sisi kustomisasi, meski sangat fleksibel, terlalu banyak pilihan bisa membingungkan pemula. Wix tidak mengizinkan akses ke kode sumber, jadi kalau kamu web developer yang ingin modifikasi mendalam, ada keterbatasan. Terakhir, berpindah template di Wix setelah website berjalan bukan hal mudah – jika di tengah jalan ingin ganti tema, seringkali harus membangun ulang konten (ini bisa jadi kekurangan bila kamu suka berganti desain).
Harga: Gratis untuk paket dasar dengan Wix subdomain & iklan. Paket berlangganan premium tersedia dengan harga mulai sekitar $4,50 per bulan (Connect Domain, jika bayar tahunan) hingga paket kombo/premium lainnya ~$8 – 24 per bulan. Contohnya, paket Personal/Combo sekitar $8-$12/bln cocok untuk portofolio pribadi (tanpa iklan, domain kustom, kapasitas lebih besar). Perlu dicatat, harga bisa bervariasi tergantung promo dan billing tahunan vs bulanan. Bagi desainer pemula, bisa mulai dengan versi gratis untuk eksperimen, lalu upgrade jika portofolio sudah siap dipromosikan secara profesional.
5. Weebly – Platform Portofolio Simpel dan Gratis dengan Opsi Premium
Weebly adalah alternatif website builder lain yang juga ramah bagi pemula. Mirip Wix, Weebly memungkinkan kamu membuat situs portofolio melalui antarmuka drag-and-drop yang intuitif. Bedanya, Weebly dikenal dengan antarmuka yang sedikit lebih sederhana dan struktur template yang lebih baku, sehingga cocok bagi yang ingin kemudahan tanpa terlalu banyak opsi mengganggu. Meskipun sekarang Weebly dimiliki oleh Square (perusahaan pembayaran), platform ini tetap menjadi salah satu situs portofolio gratis populer dengan opsi upgrade premium.
Fitur utama: Weebly menyediakan banyak tema website responsif yang bisa digunakan, meski jumlahnya tidak sebanyak Wix. Kamu dapat menambahkan elemen desain, teks, foto, video, peta, formulir kontak, dan bahkan mengunggah dokumen PDF ke situs portofoliomu hanya dengan drag & drop. Weebly juga mendukung integrasi sederhana dengan media sosial dan memiliki fitur analytics bawaan untuk melihat trafik pengunjung. Kelebihan lainnya, Weebly menawarkan storage dan bandwidth yang cukup lapang; bahkan untuk file media, Weebly terkenal tidak memberikan batas ketat (unlimited storage untuk gambar/video dengan ketentuan wajar). Bagi yang ingin fitur e-commerce sederhana dalam portofolio (misal menjual desain atau merchandise), Weebly (dengan Square) menyediakan kemampuan toko online dasar juga.
Kelebihan: Weebly bisa digunakan secara gratis tanpa batas waktu, yang berarti kamu dapat memiliki portofolio online tanpa biaya sama sekali. Versi gratis ini cukup fungsional untuk halaman portofolio sederhana. Kemudahan penggunaan adalah nilai jual utama Weebly – bahkan orang yang kurang tech-savvy bisa dengan cepat paham cara menambahkan konten dan mempublikasikan situs. Weebly juga terkenal stabil dan ringan, situs yang dibuat biasanya cepat diakses. Untuk SEO, Weebly lumayan ramah dengan opsi memasukkan meta tags, alt text, dll (meski beberapa menyebut Wix sedikit lebih unggul di SEO, Weebly masih memadai). Satu lagi, Weebly memiliki fitur drag-drop yang mendukung penempatan elemen terstruktur dengan rapi, sehingga desain portofolio kamu akan terlihat clean tanpa banyak effort.
Kekurangan: Dibanding Wix, pilihan template Weebly lebih terbatas dan tampilan cenderung sederhana. Jika kamu menginginkan desain website portofolio yang sangat unik, Weebly mungkin terasa kurang variasi. Kustomisasi lebih mendalam juga agak terbatas – misal, kamu tidak bisa leluasa mengubah setiap detail kecil di template seperti di Wix. Weebly juga menyisipkan branding/iklan pada situs gratis (ada footer Weebly) dan mengharuskan upgrade untuk menghubungkan domain sendiri. Kemampuan kustom kode sangat minim; tidak ideal bagi yang ingin menambahkan script khusus atau integrasi pihak ketiga canggih. Singkatnya, Weebly memang menomorsatukan kemudahan di atas fleksibilitas. Untuk sebagian desainer, hal ini bisa jadi kekurangan jika membutuhkan fitur lebih kompleks. Namun untuk portofolio standar, kekurangan ini tidak terlalu mengganggu.
Harga: Weebly menyediakan paket gratis dengan fitur dasar (subdomain Weebly dan ada sedikit branding). Untuk fitur lebih, tersedia 4 opsi berlangganan: Personal, Professional, hingga Performance. Harga berlangganan mulai sekitar $8 per bulan hingga $25 per bulan tergantung paket. Paket Personal (±$8) menghilangkan sebagian besar iklan dan membolehkan domain kustom, sedangkan paket Professional/Performance (±$12 & $25) memberi fitur lebih seperti video HD, proteksi password, dan e-commerce penuh. Kabar baiknya, paket Free Weebly sudah cukup untuk memulai portofolio online sederhana tanpa biaya, lalu kamu bisa upgrade seiring kebutuhan.
FAQ (Frequently Asked Questions)
Q: Apakah ada situs portofolio yang sepenuhnya gratis?
A: Ya, beberapa platform memungkinkan kamu membuat portofolio tanpa biaya sama sekali. Behance dan Dribbble adalah contoh utama – keduanya gratis untuk digunakan, cukup daftar akun dan unggah karya. Weebly dan Wix juga menawarkan versi gratis, namun dengan keterbatasan (misalnya ada iklan platform dan tidak bisa pakai domain sendiri). Adobe Portfolio gratis jika kamu sudah berlangganan Adobe Creative Cloud, tapi tidak free standalone. Selain itu, ada juga platform khusus lain seperti Crevado atau komunitas seperti DeviantArt yang bisa digunakan gratis. Namun, perlu diingat versi gratis terkadang memiliki limit fitur atau branding platform. Untuk portofolio profesional jangka panjang, pertimbangkan upgrade ke paket berbayar agar tampilan lebih serius (misal: domain custom, tanpa iklan).
Q: Bagaimana cara membuat portofolio desain grafis yang menarik calon klien?
A: Beberapa tips untuk membuat portofolio online yang memikat:
- Pilih karya terbaik: Tampilkan hanya proyek-proyek terpilih yang paling menggambarkan skill dan style kamu. Kualitas lebih penting daripada kuantitas. Rekruter biasanya hanya meluangkan beberapa menit, jadi pastikan yang dilihat adalah karya terkuatmu.
- Kelompokkan dan beri konteks: Jika karyamu beragam, bagi dalam kategori (misal: logo, ilustrasi, UI/UX) agar mudah dipahami. Beri sedikit deskripsi atau cerita di setiap proyek – jelaskan konsep, tools yang dipakai, atau hasil yang dicapai. Ini membantu klien memahami proses kreatifmu.
- Desain yang rapi dan konsisten: Meskipun memakai template platform, usahakan konsisten dalam penggunaan font, warna, dan layout supaya portofolio terasa seperti brand milikmu. Desain yang clean dengan navigasi mudah akan terasa profesional. Manfaatkan whitespace dan hindari tampilan berantakan.
- Tampilkan pencapaian & testimoni: Jika pernah menang lomba desain atau punya klien terkenal, masukkan ke portofolio. Testimoni singkat dari klien puas juga bisa menambah kepercayaan. Hal ini memberi bukti sosial bahwa karyamu diakui.
- Update secara berkala: Portofolio yang terakhir di-update 5 tahun lalu mungkin dianggap tidak aktif. Usahakan memperbarui dengan proyek terbaru atau buat personal project jika sedang sepi order. Ini menunjukkan kamu terus berkarya dan mengikuti tren terkini.
Dengan strategi di atas, portofoliomu akan lebih stand out dan berbicara banyak kepada calon klien tanpa kamu perlu menjelaskannya secara langsung.
Q: Apakah perlu kemampuan coding untuk membuat portofolio di situs-situs ini?
A: Tidak perlu sama sekali! Seluruh platform yang dibahas di atas dirancang agar desainer bisa membuat portofolio tanpa pengetahuan coding. Behance dan Dribbble misalnya, cukup unggah karya dan isi deskripsi, tidak menyentuh HTML sama sekali. Begitu pula Wix dan Weebly, mereka adalah website builder visual – kamu cukup drag-and-drop komponen, pilih template, isi konten, dan situsmu jadi. Adobe Portfolio juga tidak butuh coding; semua penyesuaian lewat interface yang user-friendly. Meskipun beberapa platform (seperti Wix) punya opsi akses kode untuk kustomisasi lanjutan, itu sifatnya opsional. Jadi, jangan khawatir soal teknis. Fokuslah pada konten dan kualitas desain portofolio, platform-platform ini akan menangani sisi pembuatan website-nya.
Penutup
Memiliki portofolio online yang solid kini bukan lagi pilihan, tapi sudah menjadi keharusan bagi desainer grafis. Lima platform di atas – Behance, Dribbble, Adobe Portfolio, Wix, dan Weebly – menawarkan solusi yang berbeda sesuai kebutuhanmu. Jika kamu ingin ekspose komunitas dan feedback, platform seperti Behance atau Dribbble bisa jadi prioritas. Namun, bila kamu menginginkan kendali penuh tampilan dan domain sendiri, opsi website builder (Wix/Weebly) atau Adobe Portfolio lebih cocok.
Setiap situs punya kelebihan dan kekurangan: ada yang gratis dan praktis, ada yang berbayar namun menawarkan kustomisasi profesional. Pilihlah sesuai tujuan dan budget kamu. Yang terpenting, mulailah membangun portofolio sedini mungkin. Dengan portofolio online, kamu membuka pintu kesempatan lebih lebar — entah itu peluang kerja impian atau proyek freelance dari klien internasional. Jangan tunda lagi; platformnya sudah tersedia, mudah digunakan, dan banyak yang gratis. Saatnya tunjukkan karya terbaikmu kepada dunia dan bawa karier desainmu ke level berikutnya!
Mengetahui ada beberapa pilihan, bisa menentukan s
Suka banget sama rekomendasi membuat portofolio desain secara online. Semakin "kaya" ide yang dimiliki dan dituangkan, semakin membuka peluang untuk bertemu klien, baik di dalam maupun luar negeri.
Menawarkan kerjaan di zaman sekarang tanpa adanya portofolio itu berasa kayak tong kosong hehehe
Asik juga sih, sat set gitu.
Cuma karena fokus daku bukan ke desain grafis banget, jadinya balik lagi ke mode canva hehe
Penting banget punya portofolio online biar klien gampang lihat karya kita. Suka deh sama list-nya, praktis dan nggak ribet.
Ditunggu konten bermanfaat lainnya ya!